Rabu, 22 Desember 2010
Kamis, 21 Januari 2010
Sudut
Ada yang menetes di sudut
Menatap perih tinggalkan bercak di sana
Bukan, bukan itu maksudnya
Setiap yang melihat pasti merasakannya
Luncuran pelurunya hancurkan sudut itu
Mungkin memang tanpa sengaja peluru itu terlepas
Kadang datang hujatan pada sudut itu
Kenapa tak bisa melihatnya tanpa lirikan sinis?
Semua katakan,
Bukan tetesan itu yang salah!
Seolah sudut dengan bercak itulah yang harus selalu mengalah
Apa artinya sudut itu??
hanya sudut yang tak ada harganya
Tak didengar jeritannya
Hanya sudut yang selalu dianggap tak kan indah tanpa lukisan tergantung di sana
Tanpa ada yang pedulikan tangisannya,
ketika paku ditancapkan di tubuhnya
untuk menggelayutkan lukisan di sana
Semua merasa itu yang terbaik,
membuatnya indah...
Tapi bukan begitu caranya
Sudut itu ingin indah dengan dirinya saja,
bukan karena lukisan yang mencengkeram tubuhnya
Menatap perih tinggalkan bercak di sana
Bukan, bukan itu maksudnya
Setiap yang melihat pasti merasakannya
Luncuran pelurunya hancurkan sudut itu
Mungkin memang tanpa sengaja peluru itu terlepas
Kadang datang hujatan pada sudut itu
Kenapa tak bisa melihatnya tanpa lirikan sinis?
Semua katakan,
Bukan tetesan itu yang salah!
Seolah sudut dengan bercak itulah yang harus selalu mengalah
Apa artinya sudut itu??
hanya sudut yang tak ada harganya
Tak didengar jeritannya
Hanya sudut yang selalu dianggap tak kan indah tanpa lukisan tergantung di sana
Tanpa ada yang pedulikan tangisannya,
ketika paku ditancapkan di tubuhnya
untuk menggelayutkan lukisan di sana
Semua merasa itu yang terbaik,
membuatnya indah...
Tapi bukan begitu caranya
Sudut itu ingin indah dengan dirinya saja,
bukan karena lukisan yang mencengkeram tubuhnya
Langganan:
Postingan (Atom)